garudasaktinews.com – Sukabumi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, turut mendampingi Wakil Bupati Sukabumi, H. Andri Hamami (Andreas), dalam kunjungan kerja ke wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Kampung Cikondang, RT 04 RW 01, Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok, Jumat (31/10/2025).
Kunjungan lapangan tersebut merupakan tindak lanjut atas bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Senin, 26 Oktober 2025, yang mengakibatkan kerusakan pada sejumlah rumah warga serta infrastruktur lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan tersebut, Kepala DLH Kabupaten Sukabumi menegaskan pentingnya pemulihan lingkungan yang tidak hanya bersifat tanggap darurat, tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan.
“Kami bersama pemerintah daerah tidak hanya fokus pada penanganan pascabencana, tetapi juga memastikan kondisi ekosistem dan lingkungan sekitar kembali stabil. Upaya reboisasi, pengelolaan drainase alami, serta edukasi masyarakat menjadi bagian dari langkah jangka panjang,” ujar Nunung Nurhayati di sela kegiatan pendampingan.
Sementara itu, Wakil Bupati Sukabumi dalam arahannya mengapresiasi kerja cepat berbagai perangkat daerah, termasuk DLH, dalam membantu masyarakat terdampak. Ia menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Bencana ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya keseimbangan alam dan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Pemerintah daerah berkomitmen memperkuat mitigasi, termasuk dari aspek tata ruang dan pelestarian lingkungan,” ungkap Wabup Andreas.
Tim DLH Kabupaten Sukabumi juga melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi aliran sungai, timbunan material longsoran, serta potensi pencemaran air, guna memastikan keamanan lingkungan pasca bencana.
Selain pemantauan teknis, rombongan juga berdialog dengan warga terdampak, mendengarkan aspirasi dan kebutuhan mereka dalam proses pemulihan lingkungan dan pemukiman.
Kegiatan pendampingan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam menyatukan aspek kemanusiaan, lingkungan, dan tata kelola wilayah sebagai satu kesatuan dalam menghadapi bencana alam.
