Nur Kholid Maqdir, Sosok Nelayan Laut Banten yang Berhasil Hancurkan Mimpi Sang Penguasa Korporasi

Kabupaten Tangerang

Nasional242 Views

garudasaktinews.com-Nur Kholid Maqdir kini telah mejadi buah bibir, kejujuran, keluguannya serta semangatnya membela ribuan nelayan soal pagar laut mampu menarik perhatian Presiden Prabowo. Tak heran sejumlah Mentri, Kepala Daerah, Kepala Lembaga, Aparat penegak hukum, serta instrumen lainnya sibuk mengentaskan persoalan pagar laut.

Cara berpikir Kholid memang berdeda dengan kebanyakan nelayan lainnya, seperti terciptaNYA laut menurutnya untuk mempersatukan, bukan untuk memisahkan. Kerangka berpikirnya diperkuat beberapa peristiwa pembelaannya terhadap nelayan yakni ketika adanya pembangunan Pantai Indah kapuk (PIK 1) Tahun 2015. Saat itu pasir laut Tangerang dikeRuk untuk mendukung reklamasi. Saat itu Gubenur DKI dipimpin oleh Basuki Tjahya Purnama (Ahok-red), dirinya nya harus berususan dengan pengadilan hingga akhirnya, Gugatannya pun menang reklamasi dibatalkan sering denganterpilihnya Anis Baswedan sebagai Gubenur DKI tahun 2018.

Inilah Sosok Kholid, usai viral isu pagar laut Tangerang, Banten hingga naik ke isu nasional. Kholid kini dianggap bak pahlawan di desanya.

Kholid adalah nelayan dari Desa Kronjo, Kecamatan Pontang, Serang, Banten. Ia merupakan salah satu nelayan yang terkena imbas keberadaan pagar laut yang membentang pesisir Pantai Kabupaten Tangerang, Banten yang diketahui memiliki panjang hingga 30,16 km.

Ia dicap sebagai nelayan berwawasan luas dan memiliki kecakapan bicara yang baik. Hal itu terbukti saat Kholid tampil di Indonesia Lawyer Club beberapa waktu lalu. Beberapa nama yang selama ini menjadi momok menakutkan Ia singkapkan mulai ali Hanafi, Gozali, Engcun,Memed dan sejumlah kroni korporasi.

“Saya akan lawan sendiri kalau negara tidak berani, saya akan kerahkan rakyat Banten”,ujarnya dalam tayangan tersebut.

Kholid terlihat cerdas dengan kritiknya terhadap pagar laut. Ia bahkan membantah sejumlah analogi yang menyebut nelayan sendiri yang membangun pagar laut untuk menahan abrasi, padahal hal itu mustahil menurut Kholid karena butuh uang Rp5 miliar untuk menyediakan 5 juta bambu.

Selama enam bulan terakhir, Kholid memperjuangkan agar pagar laut dibongkar lantaran membuat susah hidup nelayan. Akibat pagar itu, nelayan harus memutar jauh sehingga mengeluarkan uang solar lebih untuk mencari ikan.

Pergerakan perjuangan Kholid sedikit demi sedkit mulai direspon pemerintah, Lantamal mulai mengirimkan pasukannya atas intruksi Presiden Prabowo untuk membongkar dan mencabuti pagar laut yang terbuat dari bambu, antusias warga nelayanpun gembira akan sikap pemerintah. Semua Headline diseluh media yang ada diIndonesia, tak terkecuali media asing juga turut menerbitkan tayangan perkembangan pembongkaran pagar laut.

Kholid pernah melaporkan terkait pagar laut ke Dinas Kelautan setempat. Namun, laporannya tidak digubris.

Barulah setelah viral, pagar laut tersebut jadi atensi nasional hingga dibongkar oleh TNI atas perintah Presiden Prabowo Subianto.

Tidak hanya itu peristiwa pembongkaran pagar laut tersebut berlanjut pada pembatalan 50 SHM yang dimiliki korporasi yang berada di desa Kohod Pakuhaji Kabupaten Tangerang.

“Masih ada beberapa sertifikat lain yang akan menyusul untuk dibatalkan. Kami pastikan proses ini dilakukan sesuai hukum yang berlaku, demi menciptakan keadilan agraria” . Hal ini dikatakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid dihadapan warga dan pejabat di Desa Kohod pada, Jumat (24/1/2025).

Dalam kunjungannya, Nusron menegaskan bahwa langkah pembatalan sertifikat ini dilakukan sebagai bagian dari penegakan aturan agraria.

“Hari ini, kami bersama tim melakukan proses pembatalan sertifikat, baik itu milik SHM maupun HGB,” sambung Nusron.

Menurut Nusron, pembatalan ini bukanlah yang terakhir masih ada beberapa sertifikat lain yang akan menyusul untuk dibatalkan, Dirinya memastikan proses ini dilakukan sesuai hukum yang berlaku, demi menciptakan keadilan agraria.

Hal ini juga (pembatalan-red) menjadi perhatian serius pemerintah, khususnya dalam menindaklanjuti sengketa agraria di wilayah tersebut. Ia meminta masyarakat untuk memahami pentingnya langkah ini dalam menjaga keabsahan hukum kepemilikan tanah.

Sebagian besar mendukung upaya pemerintah, sementara beberapa lainnya berharap ada kejelasan mengenai status tanah pasca pembatalan sertifikat, diketahui perputaran pembuatan pagar laut, pembuatan SHM berikut pajak ditaksir mencapai ratusan milyar.

Kembali pada Kholid, sang Nelayan Banten yang telah menghancurkan mimpi korporasi pada penguasaan laut. Kholid tidak sendiri , beberapa kementrian secara tidak langsung membela perjuangan kholid ketika apa yang ingin dibongkarnya yakni pagar laut direspon masyarakat Indonesia, nama nama pegiat kebijakan Publik kian waktu makin mengkritisi pagar lalut dari berbagai sisi, Sebut saja Boy Amin dari MAKI telah melaporkann persoalan pelanggaran hukum adminitrasi soal  pagar laut pada KPK, Rocky Gerung mengkritisi ketidaktegasan pemerintah dalam penanganan pagar laut dan membaca situsi bahwa rakyat Banten menurutnya memiliki sesuatu poltik tinngi untuk melawan kesewenangan-wenangan koporasi, ada Walhi yang fokus pada kerusajkan alam, Ada Forum Lembaga Indonesia (FLI) yang terdiri dari puluhan  ketua Aktivis Nasional yang terus memberikan edukasi tentang bahayanya pola pikir parsial yakni hanya orang tempatan yang boleh berbicara pagar laut, Hal hal inilah yang juga ditentang oleh aktivis FLI  dengan pola-pola diskusi dan berkirim surat pelaporan. Nama nama aktivis membela perjuangan Kholid tak tak terbendung kian hari kian bertambah, sosok Kholid tanpa sengaja telah membuka keran demokrasi pada persoalan pagar laut.

Kholid memang dibela oleh petinggi negeri ini dan pejabat yang seirama dengan Presiden Prabowo  begitu juga masyarakat Indonesia yang menuntut keadilan bagi nelayan. Namun lawan Kholid saat ini bukan hanya korporasi yang ingin mengatur dan mengusai laut yang baru saja  Ia hancurkan mimpi mimpinya. Lawan Kholid adalah mendapatkan keadilan dan tidak ada lagi pengkotak-kotakan keadilan. Kholid tidak meminta apa-apa, Kholid tidak meminta benda baru bila kelak perjuangan membuahkan hasil.

“Bagi saya tidak ada yang saya takutkan semua akan meninggalkan dunia, yang sakti mati, yang kaya mati,yang ngetop mati, Dunia ini hanya perjalanan berbuat baiklah saat kita masih hidup, kalu kita tidak bisa berbuat baik paling tidak tidak menyusahkan bagi orang lain”,ucapnya.(ARMY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *