Pilu Curhatan Orangtua Siswa Tak Mampu Beli Seragam 1,8 juta, Baru Nyicil 800 ribu Anak Keburu di Keluarkan

Kota Tangerang

Pendidikan78 Views

GARUDASAKTINEWS.COM-Rafel Putra Tanjung’ siswa kelas X Agribisnis Tanaman Pangan Holtikultura (ATPH) dikeluarkan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Tangerang dan terancam tidak naik kelas. Penyebabnya adalah belum lunasnya pembayaran seragam sekolah hingga waktu kenaikan kelas, Hal ini diungkap orangtua siswa, Rina Suwita (44)

“Saya sedih pak, anak harus saya sekolahin kemana lagi. Yang lebih tidak masuk akal pihak sekolah mengeluarkan anak saya, dengan alasan karna ada rokok didalam tas nya. Padahal itu bukan rokok nya karna anak saya tidak merokok kata Rina, pada sabtu (14/06/25), lalu.

Kasus siswa dikeluarkan dari sekolah gegara tak mampu membayar uang seragam sekolah menjadi viral Rina ortu siswa mengungkap kegundahannya anak nya Rafel (16) yang terancam tidak naik kelas karena pihak sekolah mengeluarkan surat yang dalam tekanan dirinya harus menandatangani nya.

Rina menuturkan, sebenarnya persoalan yang membuat pihak sekolah sampai mengeluarkan anak nya bukan karena ketahuan mengantongi rokok, tapi diyakini karna uang seragam yang 1,7 juta belum lunas dan uang seragam itu sudah sering ditagih oleh guru.

“Saya sudah  sudah membayarkan sebesar 800 ribu dari njumlah total 1,8juta dengan cara mencicil, karena kondisi keuangan sangat susah akhirnya sampai akan kenaikan kelas belum mampu melunasi,” ngkapnya menitikan air mata.

Romo, S.H, dari LSM GERAM menyampaikan keprihatinannya. Menurutnya, pihak sekolah sampai mengeluarkan siswa dari sekolah adalah masalah yang serius dan harus dipertanggung jawaban kepada Negara, karena sudah melanggar Pasal 31 ayat 1 UUD 1945.

“Pihak sekolah SMK N 2 seharusnya memberikan solusi dan mencari solusi bersama orang tua, bukan mengeluarkan siswa dari sekolah. Sekolah juga bertanggungjawab untuk memastikan bahwa hak pendidikan anak tetap terpenuhi meskipun ada kendala finansial,” kata Romo.

Lanjut dirinya jelaskan, kasus siswa dikeluarkan dari sekolah karena menunggak bayaran seragam menunjukkan adanya masalah dalam pengelolaan sekolah dan kurangnya perhatian terhadap hak-hak anak. Pihak sekolah seharusnya memiliki sistem yang jelas untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan finansial.

“Ini sangat memprahatinkan sekali, karena masalah ekonomi siswa sampai dikeluarkan dan itu dapat berdampak buruk pada kondisi psikologis anak. Sekolah harus bertanggungjawab dan memberikan pendampingan psikologis kepada anak itu. Selain memberikan pendampingan, sekolah juga bisa mencari solusi seperti memberikan keringanan biaya, mencari donatur, atau bekerja sama dengan pihak terkait untuk membantu siswa tetap bersekolah,”ujarnya.

Lebih lanjut, Romo juga telah menuju langkah langkah konkrit menindak lanjuti hal ini yakni, telah mengirim surat klarifikasi dan selanjutnya pihaknya akan mensomasi bahkan upaya hukum bila ada tindak lanjut dari pihak sekolah.

Menurut Romo, hak anak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak dasar yang harus dilindungi, bahkan jika orang tua mengalami kesulitan ekonomi. Komunikasi yang baik antara sekolah, orang tua, dan siswa sangat penting dalam menyelesaikan masalah ini. Sekolah harus terbuka terhadap orang tua yang mengalami kesulitan dan mencari solusi Bersama.

Sementara Kepsek SMK N 2 Kota Tangerang, SS memilih menghindar saat dikonfirmasi sejumlah awak media.(Cepi/Army)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *