garudasaktinews.com – Sukabumi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengklaim bahwa progres pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan teknologi Refused Derived Fuel (RDF) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cimenteng, Kecamatan Cikembar, telah memasuki tahap uji coba.
TPST ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam mengurangi volume sampah secara signifikan serta mengubahnya menjadi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
“Saat ini, pembangunan TPST RDF sudah mencapai tahap uji coba. Ini menjadi langkah maju bagi Sukabumi dalam pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan,” ujar Prasetyo, [hari, tanggal].
Teknologi Refused Derived Fuel (RDF) adalah metode pengolahan sampah yang mengubah limbah padat menjadi bahan bakar alternatif, yang nantinya dapat digunakan untuk industri, seperti pabrik semen. Dengan teknologi ini, sampah tidak hanya dikurangi tetapi juga dimanfaatkan kembali sebagai energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Dengan RDF, kita bisa mengelola sampah lebih efektif. Sampah yang tadinya hanya menumpuk di TPA kini bisa diolah menjadi sumber energi alternatif,” tambah Prasetyo.
Dengan keberadaan TPST berbasis RDF ini, Kabupaten Sukabumi akan mendapatkan beberapa manfaat utama, antara lain:
♻ Mengurangi timbunan sampah di TPA Cimenteng secara signifikan
🔥 Menghasilkan bahan bakar alternatif yang dapat dimanfaatkan industri
🌱 Mengurangi dampak lingkungan akibat penumpukan sampah
⚡ Mendorong pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan
Menurut Prasetyo, proyek ini sejalan dengan visi Kabupaten Sukabumi untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan pada metode konvensional seperti open dumping dan landfill.
Setelah tahap uji coba ini, DLH Kabupaten Sukabumi menargetkan TPST RDF Cimenteng dapat beroperasi penuh dalam beberapa bulan ke depan. Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dari sumbernya, agar proses pengolahan di TPST bisa lebih optimal.
“Dukungan dari masyarakat sangat penting. Jika dari awal sampah sudah terpilah dengan baik, maka proses pengolahan di TPST akan jauh lebih efisien,” ungkap Prasetyo.
DLH Sukabumi juga berencana berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk industri yang membutuhkan bahan bakar RDF, guna memastikan keberlanjutan dan efektivitas operasional TPST ini.
Dengan progres positif pembangunan TPST RDF di Cimenteng, Kabupaten Sukabumi semakin mendekati sistem pengelolaan sampah yang lebih modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Diharapkan, fasilitas ini akan menjadi model pengelolaan sampah inovatif yang dapat diadopsi oleh daerah lain di Indonesia.
📢 “Sampah bukan sekadar limbah, tetapi sumber energi masa depan. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa mengubah masalah menjadi solusi!”